“Tiga syarat menghadapi tantangan global; perkuat kemandirian bangsa, tingkatkan daya saing, dan miliki peradaban bangsa yang mulia”. (Susilo Bambang Yudhoyono)

30 September 2013

12 Ulama Afganistan Berguru ke UGM Belajar Pancasila

Rochimudin | 30 September 2013 | 8:21 PM |
Ulama Afganistan yang berkunjung ke UGM (dok: UGM)
Bangsa yang besar adalah banagsa yang menghormati pahlawan dan jasa-jasanya. Jangan sekali-kali lupa atau meninggalkan sejarah, itulah pesan Bung Karno, proklamator RI. Rumusan Pancasila yang merupakan hasil kesepakatan the founding fathers merupakan kekayaan ideologi bangsa.
Meskipun sekarang, jarang pemimpin bangsa ini yang berani membawa referensi Pancasila untuk diplomasi atau pidato di forum internasional atau nasional. Berikut adalah berita yang saya kutip dari okezone.com tanggal 21 September 2013:

Indonesia terdiri dari bangsa dan budaya yang multikultural. Oleh karena itu, toleransi yang tinggi sangat dibutuhkan. Prinsip tersebut bahkan sudah dicanangkan sejak awal melalui dasar negara, yakni Pancasila.

Ingin mempelajari lebih jauh tentang Pancasila, sebanyak 12 ulama terkemuka dari 12 provinsi di Afghanistan pun menyambangi kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dipimpin oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu melakuan diskusi dengan para pakar UGM terkait perkembangan kehidupan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Wakil Sekjen PBNU Abdul Munim mengatakan, 12 ulama dari Afghanistan itu sengaja didatangkan ke Indonesia untuk mengetahui lebih jauh tentang Pancasila. Sebab, mereka meyakini Pancasila sebagai pemersatu kehidupan masyarakat Indonesia yang terkenal majemuk.

"Mereka tahu Indonesia bisa rukun karena Pancasila. Mereka ingin belajar, karena mereka yang hanya punya satu agama saja tidak bisa rukun dan saling bertengkar,” ujar Munim, seperti dilansir oleh Okezone, Sabtu (21/9/2013).

Ketua Tim Delegasi Afghanistan Fazal Gahani menyampaikan, kondisi Afghanistan saat ini tidak seperti yang diberitakan oleh media asing, yaitu perang, bom bunuh diri, dan konflik antar kelompok. Bahkan, para pemuka agama selalu menyerukan perdamaian dalam setiap kesempatan.

"Dalam ceramah, setiap ulama di Afghanistan selalu menyampaikan pesan pentingnya menjaga perdamaian. Sesama ulama kita selalu mengajak semua ulama bersatu dan memberi pengertian agat rakyat juga ikut bersatu," ungkap Gahani.

Dia menambahkan, mayoritas rakyat Afghanistan cinta damai. Namun masuknya negara asing yang menjadikan konflik antar kolompok di Afghanistan tidak pernah usai. Bahkan negara luar tersebut berkompetisi memperebutkan sumber ladang minyak dan gas bumi. "Banyak tambang minyak dan gas bumi yang belum dieksplorasi karena masalah keamanan," jelasnya.

Selain mengajak organisasi masyarakat (ormas) Islam dan akademisi UGM ikut berkontribusi merealisasikan perdamaian di Afganistan, dia berharap UGM juga membantu pendidikan di Afghanistan.

Pasalnya negara ini masih kekurangan tenaga pengajar. "Kami masih kekurangan dosen dan guru. Saya kira Indonesia bisa bantu dosen dan guru belajar di sini," papar Gahani.

Pendapat senada juga disampaikan Ulama dari provinsi Nooristan Shafiullah Sahfi. Dia berharap ormas Islam segera bergerak membantu perdamaian di negaranya. "Tahun depan, tentara asing akan keluar dari Afganistan. Banyak rakyat yang senang, tapi ada juga khawatir jika tentara asing keluar, Afghanistan jadi tidak aman," kata Sahfi.

Selain berkunjung ke UGM, rombongan ulama Afghanistan ini juga berkunjung ke lokasi pesantren di Surabaya dan Yogyakarta serta bertemu tokoh agama.

Referensi:
http://kampus.okezone.com/read/2013/09/20/373/869472/belajar-pancasila-12-ulama-afganistan-berguru-ke-ugm

No comments:

Post a Comment

//